Bonceng : Pelajar disarankan tak melakukan aksi bonceng mobil besar. Sebab sangat berisiko dan berbahaya.
BANTARGEBANG, MEDIASI- Kejadian tewasnya 17
pelajar akibat truk terguling di Tapanuli Tengah(Tapteng) diharapkan bisa jadi
pelajaran bagi banyak pihak. Terutama para pelajar di Kota Bekasi yang kerap
melintas di Jalan Raya Narogong Bekasi. Natin seorang supir truk mengatakan
agar pelajar Bekasi jangan lakukan aksi bonceng mobil besar.
“Saya menyarankan agar jangan
bonceng mobil besar apalagi truk tanah,” kata Natin di Pangkalan 2,
Bantargebang, Minggu(31/5).
Setiap dia mengendarai
truknya dalam keadaan kosong selalu ada saja kerumunan pelajar yang berusaha
menyetopnya. Baginya hal itu sangat berbahaya bagi para pelajar dan juga supir.
Sebab pemberhentian secara spontan kerap membuat para supir kaget.
“Pelajar suka maksa
kalau mau numpang mobil. Mereka langsung ramai-ramai berdiri ke tengah jalan
dan membuat supir sering ketakutan,” ucapnya.
Dikatakannya jelang
libur sekolah akan lebih banyak pelajar dengan usia kisaran 13 hingga 16 tahun
melakukan aktifitas tersebut. Tujuannya berbeda dengan yang terjadi di Tapteng.
Kalau di Bekasi lebih sering anak-anak usia pelajar SMP cegat truk saat malam
hari.
“Malam minggu lebih
sering banyak yang cegat mobil saya. Biasanya mereka habis nonton hiburan atau
acara konser gitu. Siang juga banyak tapi saya jarang mau berhenti,” bebernya.
Natin sering bingung
harus bersikap bagaimana saat kerumunan pelajar memberhentikan mobilnya secara
paksa. Pelajar biasanya langsung berdiri ramai-ramai dengan membawa kayu dan
batu. Kondisi demikian membuat dirinya diposisi yang serba salah.
“Kalau gak berhenti,
mobil dipukul sama dilempari. Kalau dikasih numpang terus ada yang jatuh supir
lagi yang disalahin,” keluhnya.
Dia berharap
permasalahan ini jangan dianggap remeh oleh masyarakat dan polisi. Baik
masyarakat dan polisi harus berani bersikap. Masyarakat harus berani mengusir
pelajar yang memiliki indikasi menyetop mobil besar. Polisi pun harus sering
patroli agar bisa mencegah aktifitas berbahaya tersebut.
“Sebaiknya masyarakat
mengusir kerumunan pelajar yang hendak bonceng mobil. Polisi juga harus sering
patroli,” Tambah Natin.
Kondisi yang
dikhawatirkan apabila pelajar melakukan tingkah saat berada di atas mobil. Hal
itu memungkinkan penumpang terjatuh. Yang jadi sorotan dan sasaran pertama
biasanya adalah supir.
“Tolong jangan suka
pada naik mobil besar. Kalau kenapa-napa supir mulu yang kena,” ungkapnya.(btk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar