Rabu, 06 Mei 2015

Ini Dia 5 Persamaan Bangsa Arab dengan Bangso Batak


1. Persamaan Sidratul Muntaha dengan Mitologi Djambu Baros
A. Arab
Sidratul Muntaha menurut kepercayaan Islam adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit/Surga ke tujuh, sebuah batas dimana makhluk tidak dapat melewatinya. Dalam kepercayaan ajaran lain ada pula semacam kisah tentang Sidrat al-Muntahā, yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan".

Sidratul Muntaha digambarkan sebagai Pohon Bidara yang sangat besar, tumbuh mulai langit keenam hingga langit ketujuh. Dedaunannya sebesar telinga gajah dan buah-buahannya seperti bejana batu. Menurut Kitab As-Suluk, Sidrat al-Muntahā adalah sebuah pohon yang terdapat di bawah 'Arsy, pohon tersebut memiliki daun yang sama banyaknya dengan sejumlah makhluk ciptaan Allah.

B. Batak
Djambu Baros adalah pohon kehidupan di mitologi Batak, Sumatera Utara. Pohon ini hanya tumbuh di surga. Jiwa seseorang yang disebut Tondi dapat memetik daun dari pohon ini sebelum jiwa tersebut dilahirkan sebagai manusia di dunia. Pada setiap daun itu tertulis hal-hal seperti keberuntungan, kekayaan, kesehatan dan lain-lain. Tergantung dari daun yang dipetik maka manusia yang dilahirkan akan memiliki berkah seperti yang tertulis pada daun itu.

2. Sama-sama Memiliki Kebiasaan Berkuda
A. Batak
Asal-usul nama etnik Batak merupakan hasil dari budaya maupun sejarah. Batak merupakan satu kata dari bahasa Batak sendiri yang artinya penunggang kuda. Dari sisi inilah nama Batak muncul. Nama ini sudah sejak lama ada. Pengertian Batak sebagai orang yang mahir menaiki kuda memberi gambaran pula bahwa suku itu dikenal sebagai suku yang memiliki jiwa keras, berani dan perkasa. Kuda merupakan perlambang kejantanan, keberanian di medan perang, atau kegagahan dalam menghadapi bahaya serta rintangan.

B. Arab
Sedangkan kebanggaan bagi orang Arab adalah kemahiran menunggang kuda. Kemahiran berkuda ini pada mulanya hanya sekedar untuk kepentingan pengemberah di tengah padang pasir demi keperluan perniagaan. Jarak tempuh yang sangat jauh, menuntut tersedianya sarana transportasi yang memadai. Oleh sebab itu, kemahiran mengendalikan kuda, satu-satunya sarana yang mampu berpacu dengan waktu.

Hal tersebut merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan orang-orang Arab. Akan tetapi lambat laun, kuda tidak hanya menjadi sarana angkut, tetapi juga sangat efektif untuk kepentingan pertahanan. Setelah disatukan dengan kepandaian memanah, yang mereka peroleh dari Afrika, jadi kemahiran berkuda berkembang sedemikian rupa, hingga memunculkan teknologi perang yang cukup maju ketika itu.

3. Persamaan Karakter Bangsa Arab dan Bangso Batak
A. Arab
Pertama, orang Arab kalau berbicara biasanya dengan suara keras dan meledak-ledak. Kedua, mereka sangat suka berdiskusi dan berdebat panjang tentang suatu masalah. Ketiga, dalam mempertahankan pendapat, mereka cenderung untuk terus bertahan alias keras kepala agar pendapatnya diterima.

Kadang kalau mendengarkan mereka berdebat dalam bahasa Arab, seperti orang yang sedang berkelahi. Perdebatan berlangsung panjang dan lama. Namun setelah selesai berdebat, mereka seperti biasa kembali. Seolah-olah tidak terjadi suatu apapun, tapi tidak tahu apa isi benak mereka masing-masing.

Sifat-sifat seperti ini cenderung ada pada orang Arab. Tidak heran, kalau terjadi konflik terus menerus di jazirah Arab sana. Keengganan mereka untuk mengalah seolah-olah mencerminkan kekerasan hati mereka. Di balik itu, mereka sangat menghormati keputusan yang sudah diambil, walaupun harus mengalah. Mereka juga cenderung untuk tunduk pada keputusan yang diambil oleh pemimpinnya.

B. Batak
Dan orang Batak pada umumnya pun (kebanyakan), kalau berbicara pasti dengan volume suara yang keras, sehingga membuat orang lain langsung menoleh, (dikira sedang berkelahi atau bertengkar). Rupanya orang Batak agak sulit melepaskan logat khasnya yang kental, terutama BTL (Batak Tembak Langsung).

Istilah kasar yang melekat pada orang Batak, ini sepertinya agak salah, karena pada dasarnya orang Batak tidak kasar. Hanya saja, mungkin karena suaranya yang keras dan ceplas ceplos. Sehingga orang-orang sering mengatakan kalau orang Batak tidak sopan.

Beberapa istilah Batak yang sering terucap, juga hanya spontanitas. Salah satu karakter orang Batak yang memang menonjol adalah rasa ingin menang sendiri, yang berarti tidak mau kalah. Lalu ada satu lagi karakter orang Batak yaitu mendominasi. Hal ini terlihat ketika orang Batak terlibat dalam suatu obrolan dengan beberapa orang. Apabila diperhatikan, biasanya orang Bataklah yang paling banyak bicara, dan sepertinya pendapat dia lah yang paling benar.

4. Orang Arab dan Batak Gemar Menepati Janji, Terbuka, Terus Terang dan Jujur
A. Arab
Orang Arab enggan berbohong dan menganggapnya aib. Mereka juga enggan ingkar janji. Oleh karena itu, kesaksian (syahadat) mereka dengan lisan sudah dianggap cukup bahwa mereka telah memeluk Islam. Keengganan mereka untuk berbohong bisa dibuktikan melalui kisah Abu Sufyan saat diundang Heraklius untuk ditanya mengenai Rasulullah.

Abu Sufyan berkata, “Kalaulah aku tidak malu pada orang-orang disekitarku tentang Muhammad, pastilah aku akan berbohong”.Menepati janji merupakan sifat dasar masyarakat Arab, kemudian Islam datang dan mengarahkan sifat tersebut ke jalan yang benar.

B. Batak
Orang Batak pun boleh bangga dengan sifat keterusterangan Suku Batak. Batak punya etos yang baik dibalik logatnya yang mungkin tidak enak didengar. Keterusterangan suku Batak ini patut diancungi jempol. Memang suku batak tidak pandai bermulut manis, namun hal ini berdampak baik. Mereka cenderung mengungkapkan semua kebenaran atau isi hatinya tanpa memperindah makna aslinya. Pribadi yang ‘blak-blakan’ mengandung makna dan karakter apa adanya.

Jika menilik dari segi profesi, sifat ini sangat menguntungkan bagi orang Batak. Sifat ‘blak-blakan’ suku batak membuat mereka sukses jika terjun di dunia hukum, khususnya pengacara. Spekulasi logis dan apa adanya membuat mereka selalu dipercaya meng-handle suatu perkara. Orang-orang Batak adalah suku yang banyak dipercaya klien menyelesaikan perkara mereka. Di sisi lain menunjukkan kesportifan mereka.

5. Arab Menghargai Nasab, Batak Menghargai Tarombo
A. Arab
Nasab secara etimologi bererti al qorobah (kerabat), kerabat dinamakan nasab kerana antara dua kata tersebut ada hubungan dan keterkaitan. Berasal dari frasa "nisbatuhu ilaa abiihi nasaban" (nasabnya kepada ayahnya), Ibnus Sikit berkata,"Nasab itu dari sisi ayah dan juga ibu”.

Sementara sebahagian ahli bahasa mengatakan, "Nasab itu khusus pada ayah, artinya seseorang dinasabkan kepada ayahnya saja dan tidak dinasabkan kepada ibu kecuali dalam keadaan luar biasa. Peletakan nama bin (anak laki-laki) dan binti (anak perempuan) yang disertai dengan nama ayahnya setelah nama anaknya adalah sesuatu yang disyariatkan di dalam agama Islam.

Firman Allah yang artinya: “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (QS. Al Ahzab : 5).
Di dalam ayat itu Allah swt meminta agar setiap anak dinisbahkan kepada ayahnya tidak kepada ibunya. Allah swt menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal mengenal.
Realiti berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ini tidak akan diketahui tanpa adanya saling kenal mengenal dan interaksi kecuali dengan mengetahui nasab-nasab mereka dan memeliharanya dari ketercampuran dan kerancuan dari nasab-nasab orang selainnya.

B. Batak
Tarombo Batak yaitu silsilah garis keturunan secara patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar mengetahui letak hubungan kekerabatan terkhusus dalam falsafah Dalihan Natolu. Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya Marga dan Tarombo.

Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling "mardongan sabutuha" (semarga) dengan panggilan "ampara" atau "marhula- hula" dengan panggilan "lae/tulang".Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah ia harus memanggil "Namboru" (adik perempuan ayah/ bibi), "Amangboru/ Makela", (suami dari adik ayah/ Om) "Bapatua/ Amanganggi/ Amanguda"(abang/ adik ayah), "Ito/boto" (kakak/ adik), Pariban atau Boru Tulang (putri dari saudara laki laki ibu) yang dapat kita jadikan istri, dst.Sedangkan marga adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah (patrilineal) Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki.


Demikian sedikit ulasan mengenai 5 persamaan Bangsa Arab dengan Bangso Batak. Mungkinkah Bangso Batak memang keturunan dekat bangsa Arab? Jawabannya, mungkin saja iya, mungkin pula tidak. Silahkan Anda mengkajinya lebih dalam melalui sumber-sumber yang lainnya mengenai kemiripan Bangsa Arab dan Bangso Batak.

Sumber bacaan :

http://id.wikipedia.org/wiki/Sidratul_Muntaha
http://id.wikipedia.org/wiki/Djambu_Baros
http://girsangvision.blogspot.com/2012/02/sejak-kapan-dan-memiliki-arti-apakah.html
http://abdrahmanzakariah.blogspot.com/2013/06/kondisi-geografis-dan-sosial-kultural_2723.html
http://cintarosul.org/kebiasaan-baik-dalam-masyarakat-jahiliyah/


Penulis : Handry Lumban Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pinggir Kontrakan

Komunitas Pinggir Kontrakan
K.P.K

Keripik Daun Melinjo

Keripik Daun Melinjo
Khas Bekasi