BANTARGEBANG, MEDIASI- Siswa pendaftar Penerimaan Peserta
Didik Baru(PPDB) Online pada senin 29 juni 2015 tampak semangat mengikuti
perkembangan hasil terkini. Sekelompok siswa dan siswi Sekolah Dasar Negeri(SDN)
Bantargebang 3 terlihat berkumpul di gedung sekolah. Mereka datang demi
menunggu kepastian hasil PPDB Online.
Pergeseran nilai siswa
masih terus berubah dan mengalami ketidakpastian. Namun persaingan nilai jelang
hari akhir penutupan PPDB Online jalur umum tak sesengit hari pembukaan
pendaftaran. Anggi peserta PPDB mengatakan beberapa temannya sudah terlempar
dari persaingan masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri(SMPN) 8 Bekasi.
“Yang kumpul di sini
nilainya masih bertahan. Tapi urutannya bergeser terus. Beberapa temen udah ada
yang gagal masuk SMPN 8,” ungkap Anggi di SDN Bantargebang 3, senin(29/6).
Anggi berharap, dirinya
dan beberapa temannya yang masih mengikuti PPDB online bisa bertahan dan tak
tergeser oleh siswa dari sekolah lain. Dirinya tak memungkiri, bayang kegagalan
masih membuatnya risih. Namun dirinya optimis bisa masuk ke SMP dengan label
negeri.
“Senang banget rasanya
kalau masuk di negeri. Soalnya bisa meringankan beban orangtua. Kata bapak saya
kalau di swasta biayanya mahal dan banyak pengeluaran,” tutur Anggi.
Tapi Anggi dan semua
temannya mengatakan jika memang harus gagal mereka enggan mengikuti PPDB jalur
lokal atau zonasi. Sebab di wilayah Kecamatan Bantargebang hanya SMPN 27 Bekasi
saja SMP label negeri yang cukup dikenal. Dan jarak sekolah tersebut dianggap
jauh dan aksesnya tergolong sulit dari tempat tinggal Anggi dan para temannya.
“SMPN 27 jauh,
angkotnya juga lumayan jarang. Paling kalau gagal mending masuk swasta yang
deket dan bisa jalan kaki. Jadi uang ongkos naik angkot buat bayar sekolah di
swasta,” kata Anggi yang disambut tawa temannya.
Kepala Sekolah(Kepsek)
Lilis Sutarmi mengatakan murid yang minta bantuan pihak sekolah hanya berjumlah
25 siswa. Kemungkinan, siswanya yang lain ada yang tetap mendaftar secara
pribadi atau langsung konsultasi ke SMP tujuan. Bantuan yang diberikan hanya
bersifat konsultasi di awal pendaftaran. Kemudian pemantauan perkembangan
terkini mengenai pergeseran urutan siswa sesuai nem.
“Sekolah hanya bisa
beri bantuan konsultasi. Itu semacam strategi, penyesuaian nilai terhadap
peluang yang lebih besar masuk SMPN. Hal itu dilihat dari nem siswa yang tak
terlalu besar tapi tetap ingin bisa masuk SMP negeri,” ungkap Lilis.
Namun jika memang tak
bisa masuk negeri, Lilis berharap siswanya tak perlu berkecil hati. Sebab masuk
SMP swasta pun ada hak-hak bagi siswa yang kurang mampu. Sehingga menurutnya
kemungkinan siswanya yang belum beruntung di PPDB jalur umum tak harus
mengikuti PPDB jalur lokal atau zonasi.
“Jika siswa mengikuti
zonasi, sudah pasti mendaftar ke SMP 27. Bantargebang kan hanya SMPN 27 dan SMP 31 saja.
Kasihan anak-anak, jaraknya kejauhan, mending ke swasta saja. Buat yang tak
mampu kan ada hak-hak yang harus dipenuhi pihak sekolah,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar