Senin, 29 Juni 2015

Pasar Malam Buat Suasana Menyenangkan


MUSTIKA JAYA, MEDIASI- Kemeriahan bulan puasa di perumahan Grand Bekasi kini makin bertambah. Sebuah pasar malam hadir dengan beragam wahana menarik. Pengunjung tampak terhibur dengan keberadaan pasar malam tersebut. Sebab mampu buat suasana makin menyenangkan.

Pasar malam bisa jadi pilihan alternatif dalam mengusir kejenuhan. Pengunjung bisa mengajak teman atau keluarga. Seperti pengunjung Andri, bapak dua anak ini mengaku senang. Andri mengatakan adanya pasar malam bisa menghibur kedua anaknya.

“Adanya tempat ini memang bagus juga, karena cukup menghibur,” ungkap Andri di perumahan Grand Bekasi, Kamis(25/6).

Andri tinggal di perumahan tersebut. Sebagai warga sekitar, dirinya merasa keramaian yang ditimbulkan pasar malam cukup menghibur. Dia pun mengaku mengunjungi tempat tersebut karena anaknya mengajak.

“Anak saya dua-duanya ngajak main kesini. Kita dateng kesini cuma bertiga, ibunya anak-anak gak ikut,” tambah Andri.

Usai pulang tarawih, Andri mengajak kedua anaknya ke pasar malam. Dia hanya mengawasi anaknya menikmati permainan. Dirinya tak mencoba satu pun wahana permainan, Andri hanya fokus menjaga anaknya yang paling kecil.

“Saya nungguin anak saya yang paling kecil. Dia lagi main mandi bola. Di suruh udahan tapi masih mau main terus. Anak pertama saya lagi main perahu-perahuan,” katanya.

Keceriaan tak hanya dirasakan bapak Andri. Tapi dirasakan pula oleh sekelompok remaja pria dan wanita. Mereka mengaku sebagai siswa yang baru saja lulus dari SMK BKM.

“Kita kesini 7orang. Dateng kesini emang mau seneng-seneng. Kita semua baru lulus sekolah, tapi masih mau ngumpul-ngumpul,” ungkap remaja putri Yuli.

Yuli dan temannya mencoba wahana permainan perahu. Tampak sebelum menaiki perahu mereka sedikit ragu-ragu. Namun dengan sedikit rayuan dan paksaan akhirnya mereka menaiki wahana itu.

“Tadinya sih takut tapi dipaksain. Eh, gak taunya seru juga. Tapi ngeri juga sih, makanya tadi teriak-teriakan gitu,” ungkap Yuli.


Yuli mengaku diajak temannya. Dari temannya itu, Yuli mendapat informasi bahwa di Grand Bekasi terdapat pasar malam. Di pasar malam, selain wahana permainan juga terdapat penjual busana, accecories dan makanan. Namun wahana permainan berada di lokasi terpisah dengan lokasi berjualan busana, makanan dan minuman.

Taman Bantargebang Harus Lebih Baik


BANTARGEBANG, MEDIASI- Warga Bantargebang boleh berbangga karena memiliki sebuah taman di dekat Kantor Kecamatan Bantargebang. Tapi menurut sebagian besar warga Bantargebang, taman tersebut masih cukup membosankan. Sepertinya pihak kecamatan atau pengelola taman harus mengembangkan taman tersebut agar lebih baik lagi.

Seorang pengunjung bernama Abdul mengatakan, taman Bantargebang tergolong bagus tapi tak membuat dirinya betah. Menurutnya sebuah taman, biasanya dikunjungi orang dengan ramai. Baik itu dikunjungi orang dewasa maupun anak-anak, ataubagi yang berkeluarga maupun yang lajang.

“Main ke sini itu pilihan terakhir kalau kemana-mana lagi males. Sebenarnya taman ini bagus tapi jadi bete karena sepi yang dateng. Jadi gak ada yang banyak di lihat di sini,” ungkap Abdul, jumat(26/6).

Ketika malam hari, lampu taman pun masih tergolong gelap. Abdul mengaku beberapa kali mengurungkan niat berkumpul bersama para temannya di lokasi itu. Dikatakannya jika lampu sedikit lebih terang bisa membuat suasana nyaman.

“Jam 08 malam kadang ke sini tapi suka males nongkrong. Habis gelap, nanti takutnya dituduh yang aneh-aneh. Lagian banyak rombongan anak-anak usia SMP suka pada ngerokok, ngeliatnya males,” ujarnya.

Dirinya pun mengharapkan agar di sekitar taman Bantargebang disediakan lahan bagi penjual kuliner. Sehingga taman menjadi lebih nyaman untuk dinikmati. Baginya fasilitas wifi tak terlalu membuat dirinya makin berminat ke taman itu.

“Kalau cuma wifi saya sih mending ke Grand Bekasi aja. Tempatnya ramai, banyak pilihan makanan, udah gitu bersih lagi,” ungkap Abdul.

Dirinya menyarankan agar taman Bantargebang bisa jadi tempat menarik untuk semua kalangan. Baik pecinta seni, olahraga maupun kuliner.

“Kalau ada pertandingan bola seru coba diusahain ada acara nonton bareng di taman. Terus ada live music juga. Kalau perlu ada perpustakaan atau taman bacaan yang bisa menyewakan buku,” sarannya.

Andi yang juga merupakan warga Bantargebang mengatakan, menurutnya Taman Bantargebang harus jadi primadona dan kebanggaan bagi para warganya. Namun menurutnya taman tersebut cukup tak memuaskan. Padahal sepengetahuannya taman itu dibangun dengan dana milyaran rupiah.

“Setahu saya, pembuatan taman Bantargebang menelan biaya hingga milyaran rupiah. Tapi kenapa belum ada satu tahun sudah banyak yang rusak. Sangat tak memuaskan, meski ada wifi gratis,” ujar Andi.

Selasa, 23 Juni 2015

Terjadi Kecelakaan Akibat Cairan Licin

Licin: Jalan Raya Narogong Rawalumbu berceceran cairan licin. Akibatnya banyak kendaraan motor terjatuh. Beruntung tak ada korban jiwa.

RAWALUMBU, MEDIASI- Terjadi kecelakaan akibat jalan berceceran cairan licin. Cairan diduga berupa oli atau minyak goreng. Tak diketahui asal tumpahan cairan tersebut. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

“Tadi ada motor kepleset sampai beberapa meter. Yan jatuh itu siswi SMA. Tadi sih Cuma luka-luka aja. Sekarang orangnya sudah pulang,” kata Asep satpam rumah sakit Elisabet Rawalumbu, senin(22/6).

Melihat kejadian itu, Asep langsung bergegas menolong pelajar SMA itu. Namun tak lama berselang ada satu motor lagi terjatuh di lokasi serupa. Kali ini pengendara seorang karyawati. Diduga baru pulang kerja.

“Motor pertama yang jatuh anak SMA, terus yang keduanya karyawati. Cuma yang agak parah memang yang pelajar. Lukanya banyak, di tangannya darah melulu,” kata Asep.

Setelah dua motor terjatuh, Asep dan warga sekitar melumuri cairan itu dengan pasir. Hal tersebut dilakukan agar jalan tak licin. Tapi belum seluruhnya dilumuri, satu motor kembali terjatuh dilokasi serupa. Kali ini menimpa seorang bapak-bapak.

“Bapak-bapakjuga jatuh tapi gak terlalu parah. Cuma telapak tangannya sedikit luka,” ungkapnya.
Setelah semua bagian jalan licin dilumuri pasir tak ada lagi pengendara motor terpeleset hingga terjatuh. Asep mengatakan kondisi jalan seperti itu cukup berbahaya. Dirinya mengungkapkan, cukup beruntung kejadian itu tak menimbulkan korban jiwa.

“Setelah diberi pasir tak ada yang jatuh lagi. Paling ada yang kepeleset dan bannya goyang tapi gak sampai jatuh. Untungnya tak ada yang jadi korban sampe nyawa melayang. Mungkin kalo gak dikasih pasir lebih banyak lagi yang jatuh,” tutur Asep.

Jumat, 19 Juni 2015

Kayak Gitu Saja Masih Diajarin

Rapat: Walikota Bekasi Rahmat Effendi(Pepen) hadiri rapat lanjutan sosialisasi PPDB Online. Beliau berpesan agar PPDB Online terlaksana dengan baik.

BEKASI SELATAN, MEDIASI- “Masak, kayak gitu aja masih diajarin” ungkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi(Pepen) di atas podium. Pepen hadir pada rapat lanjutan sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB) Online. Pepen mengatakan dirinya tak ingin mendengar ada yang kesulitan mendapat informasi lantaran orang yang memiliki otoritas sulit ditemui.
“Saya saja, jika saya tak ada orang masih bisa minta informasi ke wakil walikota. Jika wakil walikota tak ada masih ada sekretaris,” kata Pepen pada rapat sosialisasi PPDB Online di Gedung Patriot, rabu(17/6).
Menurut Pepen hal semacam itu sudah tak perlu diajarkan lagi. Jika kepala sekolah(Kepsek) sedang tak ada maka wakepsek harus bisa memberi informasi. Jika wakepsek tak ada , bisa ke sekretaris, humas atau para guru sekolah.
“Kepala sekolah harus ajak guru-guru bentuk tim. Dan semuanya harus merasa punya tanggung jawab,” tegas pak walikota.
Pepen pun sempat menyindir beberapa lurah yang tak hadir pada rapat tersebut. Sindiran dilayangkan pada lurah yang tak hadir karena alasan ziarah. Pepen mengaku, menjelang puasa dirinya pun belum sempat melakukan ziarah.
“Saya saja belum ziarah. Ini masalah yang penting untuk pendidikan Kota Bekasi. Meski jaraknya jauh yang namanya doa kan pasti sampai, pasti didengar oleh Tuhan,” jelas Pepen.
Pada intinya pihak sekolah, kecamatan dan kelurahan harus bersinergi dengan baik. Kemudian melakukan koordinasi agar bisa mensukseskan jalannya PPDB Online. Dengan begitu, kemungkinan celah kegagalan PPDB online semakin kecil.
“Pokoknya saya tak mau dengar ada masyarakat mengeluh karena lurah tak bisa menjelaskan mengenai PPDB Online,” Pinta Pepen kepada para hadirin.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Rudi Sabrudin mengatakan tugas PPDB online bukan hanya dilimpahkan pada Dinas Pendidikan saja. Namun turut melibatkan peran kecamatan dan kelurahan.

Rencananya jadwal pelaksanaan pendaftaran online tahap pertama jalur umum jatuh pada 26 hingga 30 Juni 2015. Pada tanggal 30 juni 2015 pukul 17.00 WIB pengumuman hasil sudah bisa dilihat melalui web atau sekolah tujuan peserta. Kemudian wajib lapor dan daftar ulang pada tanggal 1 juli 2015.

Jumat, 12 Juni 2015

Pelajar Jangan Bonceng Mobil Besar

Bonceng : Pelajar disarankan tak melakukan aksi bonceng mobil besar. Sebab sangat berisiko dan berbahaya.

BANTARGEBANG, MEDIASIKejadian tewasnya 17 pelajar akibat truk terguling di Tapanuli Tengah(Tapteng) diharapkan bisa jadi pelajaran bagi banyak pihak. Terutama para pelajar di Kota Bekasi yang kerap melintas di Jalan Raya Narogong Bekasi. Natin seorang supir truk mengatakan agar pelajar Bekasi jangan lakukan aksi bonceng mobil besar.

“Saya menyarankan agar jangan bonceng mobil besar apalagi truk tanah,” kata Natin di Pangkalan 2, Bantargebang, Minggu(31/5).

Setiap dia mengendarai truknya dalam keadaan kosong selalu ada saja kerumunan pelajar yang berusaha menyetopnya. Baginya hal itu sangat berbahaya bagi para pelajar dan juga supir. Sebab pemberhentian secara spontan kerap membuat para supir kaget.

“Pelajar suka maksa kalau mau numpang mobil. Mereka langsung ramai-ramai berdiri ke tengah jalan dan membuat supir sering ketakutan,” ucapnya.

Dikatakannya jelang libur sekolah akan lebih banyak pelajar dengan usia kisaran 13 hingga 16 tahun melakukan aktifitas tersebut. Tujuannya berbeda dengan yang terjadi di Tapteng. Kalau di Bekasi lebih sering anak-anak usia pelajar SMP cegat truk saat malam hari.

“Malam minggu lebih sering banyak yang cegat mobil saya. Biasanya mereka habis nonton hiburan atau acara konser gitu. Siang juga banyak tapi saya jarang mau berhenti,” bebernya.

Natin sering bingung harus bersikap bagaimana saat kerumunan pelajar memberhentikan mobilnya secara paksa. Pelajar biasanya langsung berdiri ramai-ramai dengan membawa kayu dan batu. Kondisi demikian membuat dirinya diposisi yang serba salah.

“Kalau gak berhenti, mobil dipukul sama dilempari. Kalau dikasih numpang terus ada yang jatuh supir lagi yang disalahin,” keluhnya.

Dia berharap permasalahan ini jangan dianggap remeh oleh masyarakat dan polisi. Baik masyarakat dan polisi harus berani bersikap. Masyarakat harus berani mengusir pelajar yang memiliki indikasi menyetop mobil besar. Polisi pun harus sering patroli agar bisa mencegah aktifitas berbahaya tersebut.

“Sebaiknya masyarakat mengusir kerumunan pelajar yang hendak bonceng mobil. Polisi juga harus sering patroli,” Tambah Natin.

Kondisi yang dikhawatirkan apabila pelajar melakukan tingkah saat berada di atas mobil. Hal itu memungkinkan penumpang terjatuh. Yang jadi sorotan dan sasaran pertama biasanya adalah supir.

“Tolong jangan suka pada naik mobil besar. Kalau kenapa-napa supir mulu yang kena,” ungkapnya.(btk)

Sedih Tak Ada Acara Perpisahan

Lapang Dada : Adelia siswi kelas 6 SDN Sumur Batu 1 merasa sedih sebab sekolah tak adakan acara perpisahan. Namun Adelia tetap berusaha untuk lapang dada.

BANTARGEBANG, MEDIASIAdelia siswi kelas 6 Sekolah Dasar Negeri(SDN) Sumur Batu 1 sedih sebab di sekolahnya tak mengadakan acara perpisahan. Dia mengaku sering diejek temannya yang bersekolah di SD lain. Padahal dia dan seluruh teman sekelasnya sangat ingin pihak sekolah mengadakan acara perpisahan.

“Sedih, soalnya sekolah saya tak buat acara apa-apa. Kalau SD Sumur Batu 2 jalan-jalan ke Bandung,” ungkap Adelia di Kelurahan Sumur Batu(29/5).

Adelia menceritakan bahwa para orangtua sudah pernah mengadakan rapat dengan guru. Rapat itu membahas wacana acara perpisahan sekolah. Rencananya SDN Sumur Batu 2 akan mengadakan tour ke Kota Bogor.

“Kata guru saya tadinya mau jalan-jalan ke Bogor. Tapi kata guru, pak kepala sekolah tak kasih ijin sama sekali,” ucap Adelia lirih.

Dalam hal ini keputusan Kepala Sekolah Yudianto ada benarnya. Sebab menurut peraturan walikota, seluruh sekolah tak diijinkan untuk mengadakan acara perpisahan ke luar kota. Meski demikian, para murid kelas 6 ingin sekolahnya mengadakan acara.

“Saya dan temen yang lain ingin sekali ada acara perpisahan. Biar punya kenang-kenangan indah sama temen-temen dan juga guru-guru,” tutur Adel.

Dia pun menuturkan acara perpisahan tak perlu megah maupun mewah. Yang penting ada panggung dengan gambar-gambar. Lalu makan bersama dan ada hiburan tari-tarian. Baginya perpisahan dengan cara sederhana pun tak masalah.

“Pinginnya mah ada panggung terus ada yang nari. Soalnya saya suka malu kalau di ejek sama temen dari SD lain. Sebab sekolah saya tak buat acara apa-apa,” tambahnya lagi.

Adelia beberapa kali di ejek teman bermainnya lantaran sekolahnya tak mengadakan acara perpisahan kemanapun. Dia terkadang minder sekolahnya dikatai “sekolah butut, SD jelek sudah mau roboh”. Namun dia tak mengelak sebab keadaan sekolah itu memang sudah sangat parah.

Bagi Adel sekolah di SDN Sumur Batu selama 6 tahun memiliki banyak kenangan. Terdapat banyak kisah suka dan duka bersama teman dan guru. Dia mengatakan akan terus merindukan masa bahagia saat dia dan semua temannya bermain bersama.

“Saya suka ingat waktu main bareng-bareng temen. Saya juga suka sedih kalau ada temen yang sakit,” katanya.

Sebenarnya Adelia dan teman sekelasnya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua guru di sekolah tersebut. Namun urung dilakukan karena Adelia beserta temannya malu untuk melakukan.

“Sebenernya pingin banget bilang terimakasih sama guru-guru. Karena sudah ngajarin kita dari kelas satu sampe kelas enam. Tapi kita bilangnya malu,” tambah Adelia tersipu.(btk)

Meski Hujan Tetap Praktek Renang

RAWALUMBU, MEDIASIKolam renang Bintang Sport Center(BSC) pada Selasa(9/6) sejak kurang dari pukul 13:30 sudah diguyur hujan. Sedangkan pada pukul 02:00 WIB sudah berkumpul sebagian murid SMK Mandalahayu Bekasi Timur untuk melakukan ujian praktek berenang. Clara siswa jurusan akuntansi mengatakan meski hujan praktek renang tetap dilakukan.

“Pasti tetap renang, soalnya ini praktek. Kata guru olahraga, kalau tidak ikut berenang nanti nilainya kosong,” ungkap Clara di BSC, Selasa(9/6).

Dikatakan Clara, dirinya mendapat kabar dari temannya bahwa praktek diundur hingga pukul 15:00 WIB. Clara dan teman-temannya tampak jenuh menunggu guru olahraga Widodo yang belum juga datang. Sedangkan hujan dengan kapasitas sedang masih terus mengguyur lokasi tersebut.

Kondisi hujan tentu sangat tak memungkinkan seseorang diijinkan berenang. Sebab hal tersebut dianggap berbahaya dan dilarang. Berenang saat mendung atau hujan berisiko terkena sambaran petir. Lagi pula dapat merusak kesehatan dan bisa menimbulkan penyakit.

“Kalau soal itu saya sih terserah gurunya saja. Tapi katanya sih kalau tidak renang ya nilainya kosong. Ya pokoknya nunggu gurunya datang dulu. Lagi juga sudah bayar 20 ribu,” tutur Clara.

Rencananya akan ada siswa kelas 11 dari 2 jurusan yang akan menjalani ujian praktek renang tersebut. Dari jurusan Akuntansi ada 4 kelas dan dan jurusan Administrasi Perkantoran(AP) ada 5 kelas. Dan untuk jurusan Rekayasa Perangkat Lunak(RPL) praktek sudah dilaksanakan bersama guru olahraga Cahyo.


“Jurusan RPL sudah praktek sama pak guru Cahyo. Sekarang mah saya berenang secara pribadi,” kata Arisandi siswa jurusan RPL SMK Mandalahayu.(btk)

Komunitas Pinggir Kontrakan

Komunitas Pinggir Kontrakan
K.P.K

Keripik Daun Melinjo

Keripik Daun Melinjo
Khas Bekasi