Senin, 21 September 2015

Ini Dia 3 Dokter Yang Menginspirasi



Siapa bilang dokter hanya bisa memberi resep obat saja. Profesi dokter diyakini banyak kalangan adalah pekerjaan yang serius. Lalu para dokter sangat terbiasa dengan dua kata, yakni “sakit” dan “sembuh”. Namun siapa sangka, jika dokter pun memiliki sisi lain yang cukup luar biasa. Jika kita melihat sepak terjang ke tiga dokter ini, tentu kita akan ikut terinspirasi dan termotivasi. Bagaimana tidak terinspirasi, 3 dokter pria ini justru menunjukkan kualitas hebat dalam bakatnya yang lain.

Sebenarnya cukup banyak dokter yang cukup terkenal di Indonesia. Baik itu karena ketampanan dan kecantikannya. Bisa juga karena kekaguman banyak orang karena prestasi yang dimilikinya. Namun dalam tulisan singkat ini, cukup tiga dokter yang dianggap mampu menginspirasi kita semua. Oleh sebab itu kehebatan ketiga sosok dokter ini layak untuk disimak oleh kita semua.

Ketiga dokter ini memang cukup cemerlang di dunia kesehatan. Namun jangan remehkan mereka dalam bidang lain. Sebab ketiganya menuai pujian dalam bidang yang lain. Siapa sajakah mereka? Ini dia 3 dokter yang menginsipirasi kita semua.

A. Dokter Tompi


Tompi lahir di Lhokseumawe, Aceh, 22 September 1978. Dia adalah seorang penyanyi Jazz  juga pembawa acara di Indonesia. Tompi dikenal melalui album Bali Lounge dan juga solo albumnya.
Lahir dan besar di Lhokseumawe Aceh, karakter vokalnya dipengaruhi oleh nyanyian tradisional Aceh dan mengaji Al-Qur'an.
Selain menyanyi, pemilik nama lahir Teuku Adifitrian adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dan telah meraih gelar spesialis bedah plastik juga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2010. Dirinya pun merilis albumnya bersama penyanyi Alda Rizma Elfariani. Baginya, bernyanyi bukanlah sebuah alih profesi, melainkan pekerjaan sampingan yang menyenangkan.
Tompi pun memiliki kisah yang dibukukan mengenai kisahnya sebagai dokter yang terjun ke dunia entertainment sepertinya, buku tersebut berjudul The Doctors, The Untold Stories. Dalam buku tersebut, selain terdapat kisah dokter Tompi ada pula Dokter Boyke, Lula, dan Sonia dalam buku tersebut.

Awalnya dokter Tompi ingin menjadi seorang insinyur tapi keluarganya menginginkan Tompi menjadi seorang dokter. Bagi masyarakat Aceh, profesi dokter adalah profesi yang sangat terhormat di masyarakat. Namun Tompi justru terlebih dahulu dikenal sebagai seorang penyanyi.

B. Dokter Azhari


Sejak lulus dari fakultas kedokteran, Azhary tidak pernah membayangkan suatu saat akan menjadi peternak property. Profesi yang jauh dari benak maupun pikiran saat itu. Seperti kebanyakan lulusan fakultas kedokteran, usai lulus dan bergelar dokter, dirinya bekerja di beberapa perusahaan swasta sebagai dokter perusahaan. Kemudian pada tahun 1987-1998 dr. Azhari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan sebagai dokter puskesmas di Kawasan Tangerang, Banten.

Sebagai dokter Puskesmas Azhari bertugas dan mengabdi untuk melayani kesehatan masyarakat, dan bertemu dengan berbagai kalangan. Namun ada mimpi besar yang ingin dicapainya saat itu, yaitu bagaimana dirinya dapat berkiprah lebih besar bagi masyarakat luas.
Sebagai dokter, yang juga merangkap sebagai Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Azhari bergaul dengan semua lapisan masyarakat. Dirinya melihat, mengetahui, dan mengamati bagaimana sebuah wilayah berkembang. Tahun 1998, Dr. Azhari memutuskan keluar dari PNS, mengajukan pensiun dini. Hal itu dilakukan agar fokus mengembangkan bisnis property.
Azhari pun langsung mendapat tantangan dari para keluarga dan juga dari kolega dokter. Tantangan itu datang karena dirinya bukan berasal dari keturunan pengusaha. Sambil praktek pribadi,  Azhari pun mantap menjalankan bisnis property, dengan menjadi peternak property.
Bermodal dengan bertanya dan bertemu banyak orang, sudah pasti Azhari memiliki banyak pengalaman menyedihkan, mengharukan dan menyenangkan. Maklum saat itu dirinya tak memiliki mentor untuk menjalankan bisnis property, terlebih mengikuti workshop atau pelatihan seperti saat ini.
Keyakinan itu terus dibangkitkan untuk membunuh keraguan yang menghinggapi pikiran kecil nya yang terkadang datang. Namun 4 (Empat) tahun kemudian, Dokter Azhari mendapatkan keajaiban dahsyatnya menjadi peternak property, dan terus tumbuh hingga sekarang.

3. Dokter Mahdian Nur Nasution


Pria bernama DrMahdian Nur Nasution, SpBS, kelahiran Medan, 19 April 1976, ini akrab dengan dunia menyunat sejak 1997. Ketika kuliah kedokteran di Universitas Indonesia, Mahdian sering mengikuti kegiatan sosial. Salah satu bentuk kegiatan itu ialah sunatan massal.  Berawal dari kegiatan itulah, dia sering dicari orang untuk menyunat.Dirinya pernah kebanjiran pasien ketika musim liburan sekolah. Ratusan orang minta Mahdian datang ke rumah dan menyunat anak laki-laki mereka. Mahdian sampai harus cuti kerja supaya bisa melayani panggilan menyunat.

Lantas, dia berinisiatif membangun ruang khusus bagi pasien sunat, karena tak lagi bisa memenuhi permintaan untuk datang ke rumah pasien. Mahdian pun menyewa satu ruangan di rumah milik temannya di daerah Matraman, Jakarta Timur. Mahdian juga membeli peralatan seperti tempat tidur, alat sunat, hingga meja dokter sebagai pelengkap.

Di situlah Mahdian merintis Rumah Sunatan. Saat mendirikan Rumah Sunatan pada 2007, dia merogoh modal tak sampai Rp 10 juta. Walaupun mengambil pendidikan dokter, Mahdian mengaku memang selalu berniat jadi pengusaha.

Wirausaha merupakan jiwa yang dimiliki orang yang jeli melihat peluang usaha dan memanfaatkannya untuk membantu memudahkan hidup banyak orang. Seperti itulah, Mahdian Nur Nasution yang berprofesi sebagai dokter, yang sejatinya mantap pula sebagai seorang wirausahawan.

Dengan keyakinan yang luar biasa, dalam waktu singkat orang-orang mengenal Mahdian sebagai dokter sunat. Maklum, dia mengembangkan metode baru, smart klamp. Boleh dibilang, dokter spesialis bedah saraf di RS Mitra Keluarga, Bekasi itu merupakan pelopor teknik tersebut di Indonesia.

Smart klamp kian melambungkan nama Mahdian sebagai dokter sunat. Pasiennya kian bertambah. Bahkan kliniknya di Matraman tak lagi cukup menampung pasien. Hingga akhirnya memutuskan membuka klinik baru di Cipinang dan Bintaro pada 2008.

Hasilnya Rumah Sunat terus berkembang. Kini, Mahdian punya 18 cabang Rumah Sunatan di Jabodetabek. Tiap cabang menerima sekitar 20 pasien pada bulan biasa. Jumlah ini selalu meningkat saat musim liburan. Jumlahnya mampu mencapai 700 hingga 1.000 pasien per cabang dalam sebulan. Dari usaha khitan, ayah dari enam orang anak ini bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500 juta saban bulan. Cukup gemilang bersama Rumah Sunatan, kini Mahdian merintis Rumah Wasir.

Demikianlah ulasan singkat seputar 3 dokter yang menginspirasi. Alangkah baiknya bila kita dapat memetik pelajaran dari ketiga sosok tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pinggir Kontrakan

Komunitas Pinggir Kontrakan
K.P.K

Keripik Daun Melinjo

Keripik Daun Melinjo
Khas Bekasi