Tugu Patriot Kota Bekasi |
“Masih adakah yang tidak mengenal kota ini?
Telusurilah, kelak kau temukan inilah tanah surga
Tempat bertarungnya para pendosa
Lahan terindah para pemburu pahala
Harta, tahta serta wanita
Tersedia istimewa di atas meja hidangan
Santapan terbaik bertahan di dunia
Lantas kemana semua itu membawa kita
Ku beritakan kepada alam raya
Inilah kota kelahiranku
Yakni Bekasi, wilayah terpatriot di Nusantara
Berlumuran dilema demi merebut arti bahagia”
Kutipan di atas merupakan
potongan puisi yang ditulis oleh Handry Lumban Purba. Puisi tersebut berjudul
“Bekasi Berlumur Dilema”. Terhimpun di dalam buku Tera Kota, Antologi Puisi
Lingkar Literasi Putih. Puisi tersebut secara utuh mengisahkan tentang Bekasi
dan beragam kemelutnya. Seperti yang ingin penulis sampaikan pada kesempatan
kali ini mengenai alam Bekasi yang tak lagi elok.
Tulisan ini sengaja ditulis untuk
seluruh penghuni Kota Bekasi baik masyarakat pribumi maupun masyarakat
perantauan. Semoga menjadi kado bermanfaat untuk Hari Ulang Tahun(HUT) Kota
Bekasi ke- 19. Semoga Bekasi semakin maju, sejahtera dan berakhlak mulia.
Tidak lupa penulis mengucapkan
rasa terimakasih kepada MEDIA BEKASI(MEDIASI). Karena melalui MEDIASI penulis
bisa memperlihatkan rangkaian aksara yang tentunya diharapkan dapat memberi
manfaat kepada seluruh masyarakat Bekasi, Insya ALLAH.
Bekasi Jauh Dari Indah
Seorang siswa Sekolah Dasar(SD) tampak sedang berjalan melintasi tempat kumuh di wilayah Bantargebang Kota Bekasi. |
Tuhan dahulu menghamparkan tanah
Bekasi dengan keadaan yang asri. Hutan yang wangi dan berkelimpahan air sejuk
nan menyegarkan. Lantas kemana semuanya itu pergi? Mengapa pemberian Tuhan kini
perlahan sirna. Pasti ada yang salah dengan kota ini.
Masih terngiang jelas dibenak
penulis tentang derita berita yang menimpa kota ini. Derita akibat dianugerahi
predikat kota terkotor. Wilayah Kota Bekasi menempati urutan ketiga sebagai
kota terkotor se Jawa Barat. Sedangkan wilayah Kabupaten lebih parah lagi
karena berada diurutan kedua.
Namun benarkah kota ini
benar-benar bersalah? Atau seluruh orang yang menetap di dalamnya yang
bersalah? Tentu kita akan mengamini bahwa seluruh orang yang tinggal di Bekasi
inilah yang bersalah. Meski demikian penulis tidak bermaksud mencari siapa yang
salah dan siapa yang benar.
Siapapun tidak akan ada yang
menyangkal, bahwa Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi telah berkembang pesat dalam
waktu relatif singkat. Kemajuan tersebut tentu berdampak pada ketertarikan
banyak orang mencari penghidupan di Bekasi. Sangat wajar jika jumlah
penduduknya menembus angka lebih dari tiga juta jiwa.
Salah satu meme sindiran untuk Kota Bekasi |
Dampak nyata dari fenomena
tersebut adalah beralihnya lahan pertanian dan hutan menjadi permukiman warga.
Dengan kata lain ruang hijau semakin berkurang. Namun bertambahnya manusia di
Bekasi bukan menjadi sebuah alasan suatu kota menjadi kotor. Bukan pula alasan
kuat bagi masyarakatnya untuk hidup jorok.
Wajib diketahui, bahwa tidak ada
alasan kuat seseorang untuk hidup jorok. Bukankah sejak kecil manusia sudah
diajarkan tentang kebersihan, keindahan dan kenyamanan. Lantas mengapa sebagian
besar masyarakat mengabaikan akan pentingnya sebuah kebbersihan.
Kini membuang sampah sembarangan
telah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat kita. Perangai buruk seperti
demikian sangatlah perlu untuk dibina. Sangat mencengangkan melihat sebagian
masyarakat kita, bersikap tidak peduli saat kotanya diberi predikat kota
terkotor.
Orang-orang tetap saja membuang
sampah sembarangan. Sangat wajar apabila Walikota Bekasi Rahmat Effendi merasa
kecewa. Tidak berbeda dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang menjadi
geram dan malu. Seharusnya tanggung jawab kebersihan dipikul secara
bersama-sama. Tidak selalu harus mengandalkan peran pemerintah saja.
Bekasi Menjawab Tantangan
Kota Bekasi menjawab tantangan. Pembangunan cepat terus dilakukan untuk menuju Bekasi yang maju. |
Jalan terbaik mengatasi hal
tersebut adalah dengan merubah sikap. Serta menambah kesadaran akan pentingnya
kebersihan, keindahan dan kenyamanan. Agar dapat mewujudkannya, setiap orang
wajib memiliki peran ganda. Masyarakat harus merasa berkewajiban untuk mengajarkan
kebersihan pada orang lain.
Cara terbaik dalam mengajarkan
kebersihan adalah dengan mempraktekkan contoh nyata. Maksud dari contoh nyata
yaitu, menerapkan pola hidup bersih terhadap diri sendiri. Apabila seluruh
individu mampu memahami dan menjalani pola hidup bersih maka lingkungan pun
akan menjadi bersih. Masyarakat dituntut mampu membangkitkan rasa tanggung
jawab dalam memelihara lingkungannya. Seluruh orang yang tinggal di Bekasi
wajib berupaya menjadi motor peggerak kebersihan. Dengan demikian tradisi hidup
bersih akan mampu berjalan terus.
Tanpa peran ganda masyarakat,
sangat mustahil Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi bisa meraih piala Adipura pada
masa mendatang. Oleh sebab itu, peran ganda masyarakat harus segera diterapkan.
Pembenahan harus dilakukan sedini mungkin. Masyarakat harus merasa memiliki
Bekasi. Bukan sebaliknya. Jangan merasa Bekasi yang memiliki kita selaku
masyarakat.
Lantas seperti apa peran ganda
yang dimaksud? Peran ganda yang dimaksud adalah sebuah aksi nyata seseorang
diluar tanggung jawab profesi kesehariannya. Misalnya saja seorang Ustadz yang memberikan
ceramah, harus turut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungannya. Dia tidak
hanya berkata “bersih adalah sebagian dari iman” namun sang ustad harus mampu
mencontohkannya melalui perbuatan. Serta mampu mengajak santrinya untuk berbuat
serupa dengannya.
Dalam contoh lain adalah media
massa. Peran media massa terutama media lokal, dalam membentuk opini sangatlah
penting. Hendaknya para jurnalis tidak hanya sekedar menyajikan berita saja.
Namun harus mampu membantu pemerintah dalam menciptakan opini yang membangun.
Dalam hal ini adalah peran media lokal terhadap opini masyarakat mengenai pentingnya sebuah kebersihan. Tapi
apa daya, media di Bekasi pun banyak yang gulung tikar. Beberapa masih
bertahan, namun pengaruh media yang tersisa tersebut masih diragukan.
Alam Bekasi Memanggil Kita (Renungan HUT Kota Bekasi Ke- 19) |
Di sini penulis menangkap suara
panggilan alam. Alam Bekasi memanggil kita tanpa bosan. Melalui MEDIA
BEKASI(MEDIASI) penulis menyampaikan ajakan alam Bekasi kepada para
penghuninya. Ayo benahi Kota Bekasi, majukan Bekasi dan cerdaskan Bekasi dengan
akhlak mulia. Semoga di HUT Kota Bekasi ke- 19 ini menjadi sebuah momentum yang
tepat untuk berbenah. Bekasi keren tidak hanya slogan pemanis di telinga.
Bekasi keren pasti menjadi nyata.
Demikianlah tulisan ringkas
mengenai alam Bekasi. Semoga artikel berjudul Alam Bekasi Memanggil Kita dapat
memberi manfaat dan menginspirasi kita semua. Sekali lagi, penulis melalui
MEDIA BEKASI(MEDIASI) mengucapkan, “Selamat HUT Kota Bekasi yang ke 19. Semoga
menjadi kota yang maju, sejahtera dan berakhlak mulia”.
Ditulis oleh Handry Lumban Purba
pria berdarah Batak kelahiran Kranji, Kota Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar