Kamis, 10 Maret 2016

Alam Bekasi Memanggil Kita (Renungan HUT Kota Bekasi Ke- 19)



Alam Bekasi Memanggil Kita
Tugu Patriot Kota Bekasi
“Masih adakah yang tidak mengenal kota ini?
Telusurilah, kelak kau temukan inilah tanah surga
Tempat bertarungnya para pendosa
Lahan terindah para pemburu pahala

Harta, tahta serta wanita
Tersedia istimewa di atas meja hidangan
Santapan terbaik bertahan di dunia
Lantas kemana semua itu membawa kita

Ku beritakan kepada alam raya
Inilah kota kelahiranku
Yakni Bekasi, wilayah terpatriot di Nusantara
Berlumuran dilema demi merebut arti bahagia”

Kutipan di atas merupakan potongan puisi yang ditulis oleh Handry Lumban Purba. Puisi tersebut berjudul “Bekasi Berlumur Dilema”. Terhimpun di dalam buku Tera Kota, Antologi Puisi Lingkar Literasi Putih. Puisi tersebut secara utuh mengisahkan tentang Bekasi dan beragam kemelutnya. Seperti yang ingin penulis sampaikan pada kesempatan kali ini mengenai alam Bekasi yang tak lagi elok.

Tulisan ini sengaja ditulis untuk seluruh penghuni Kota Bekasi baik masyarakat pribumi maupun masyarakat perantauan. Semoga menjadi kado bermanfaat untuk Hari Ulang Tahun(HUT) Kota Bekasi ke- 19. Semoga Bekasi semakin maju, sejahtera dan berakhlak mulia.

Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada MEDIA BEKASI(MEDIASI). Karena melalui MEDIASI penulis bisa memperlihatkan rangkaian aksara yang tentunya diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh masyarakat Bekasi, Insya ALLAH.

Bekasi Jauh Dari Indah

Bekasi Jauh Dari Indah
Seorang siswa Sekolah Dasar(SD) tampak sedang berjalan melintasi tempat kumuh di wilayah Bantargebang Kota Bekasi.

Tuhan dahulu menghamparkan tanah Bekasi dengan keadaan yang asri. Hutan yang wangi dan berkelimpahan air sejuk nan menyegarkan. Lantas kemana semuanya itu pergi? Mengapa pemberian Tuhan kini perlahan sirna. Pasti ada yang salah dengan kota ini.

Masih terngiang jelas dibenak penulis tentang derita berita yang menimpa kota ini. Derita akibat dianugerahi predikat kota terkotor. Wilayah Kota Bekasi menempati urutan ketiga sebagai kota terkotor se Jawa Barat. Sedangkan wilayah Kabupaten lebih parah lagi karena berada diurutan kedua.

Namun benarkah kota ini benar-benar bersalah? Atau seluruh orang yang menetap di dalamnya yang bersalah? Tentu kita akan mengamini bahwa seluruh orang yang tinggal di Bekasi inilah yang bersalah. Meski demikian penulis tidak bermaksud mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.

Siapapun tidak akan ada yang menyangkal, bahwa Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi telah berkembang pesat dalam waktu relatif singkat. Kemajuan tersebut tentu berdampak pada ketertarikan banyak orang mencari penghidupan di Bekasi. Sangat wajar jika jumlah penduduknya menembus angka lebih dari tiga juta jiwa.

Bekasi Jauh Dari Indah
Salah satu meme sindiran untuk Kota Bekasi
Dampak nyata dari fenomena tersebut adalah beralihnya lahan pertanian dan hutan menjadi permukiman warga. Dengan kata lain ruang hijau semakin berkurang. Namun bertambahnya manusia di Bekasi bukan menjadi sebuah alasan suatu kota menjadi kotor. Bukan pula alasan kuat bagi masyarakatnya untuk hidup jorok.

Wajib diketahui, bahwa tidak ada alasan kuat seseorang untuk hidup jorok. Bukankah sejak kecil manusia sudah diajarkan tentang kebersihan, keindahan dan kenyamanan. Lantas mengapa sebagian besar masyarakat mengabaikan akan pentingnya sebuah kebbersihan.

Kini membuang sampah sembarangan telah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat kita. Perangai buruk seperti demikian sangatlah perlu untuk dibina. Sangat mencengangkan melihat sebagian masyarakat kita, bersikap tidak peduli saat kotanya diberi predikat kota terkotor.

Orang-orang tetap saja membuang sampah sembarangan. Sangat wajar apabila Walikota Bekasi Rahmat Effendi merasa kecewa. Tidak berbeda dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang menjadi geram dan malu. Seharusnya tanggung jawab kebersihan dipikul secara bersama-sama. Tidak selalu harus mengandalkan peran pemerintah saja.

Bekasi Menjawab Tantangan


Bekasi Menjawab Tantangan
Kota Bekasi menjawab tantangan. Pembangunan cepat terus dilakukan untuk menuju Bekasi yang maju.
Jalan terbaik mengatasi hal tersebut adalah dengan merubah sikap. Serta menambah kesadaran akan pentingnya kebersihan, keindahan dan kenyamanan. Agar dapat mewujudkannya, setiap orang wajib memiliki peran ganda. Masyarakat harus merasa berkewajiban untuk mengajarkan kebersihan pada orang lain.

Cara terbaik dalam mengajarkan kebersihan adalah dengan mempraktekkan contoh nyata. Maksud dari contoh nyata yaitu, menerapkan pola hidup bersih terhadap diri sendiri. Apabila seluruh individu mampu memahami dan menjalani pola hidup bersih maka lingkungan pun akan menjadi bersih. Masyarakat dituntut mampu membangkitkan rasa tanggung jawab dalam memelihara lingkungannya. Seluruh orang yang tinggal di Bekasi wajib berupaya menjadi motor peggerak kebersihan. Dengan demikian tradisi hidup bersih akan mampu berjalan terus.

Tanpa peran ganda masyarakat, sangat mustahil Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi bisa meraih piala Adipura pada masa mendatang. Oleh sebab itu, peran ganda masyarakat harus segera diterapkan. Pembenahan harus dilakukan sedini mungkin. Masyarakat harus merasa memiliki Bekasi. Bukan sebaliknya. Jangan merasa Bekasi yang memiliki kita selaku masyarakat.
Bekasi Menjawab Tantangan
Komunitas Pinggir Kontrakan(KPK) merupakan komunitas positif yang berkembang di Bantargebang, Kota Bekasi. Keutamaan komunitas ini adalah ikut berperan dalam mewujudkan generasi muda yang cerdas dan ihsan.

Lantas seperti apa peran ganda yang dimaksud? Peran ganda yang dimaksud adalah sebuah aksi nyata seseorang diluar tanggung jawab profesi kesehariannya. Misalnya saja seorang Ustadz yang memberikan ceramah, harus turut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungannya. Dia tidak hanya berkata “bersih adalah sebagian dari iman” namun sang ustad harus mampu mencontohkannya melalui perbuatan. Serta mampu mengajak santrinya untuk berbuat serupa dengannya.

Dalam contoh lain adalah media massa. Peran media massa terutama media lokal, dalam membentuk opini sangatlah penting. Hendaknya para jurnalis tidak hanya sekedar menyajikan berita saja. Namun harus mampu membantu pemerintah dalam menciptakan opini yang membangun. Dalam hal ini adalah peran media lokal terhadap opini masyarakat  mengenai pentingnya sebuah kebersihan. Tapi apa daya, media di Bekasi pun banyak yang gulung tikar. Beberapa masih bertahan, namun pengaruh media yang tersisa tersebut masih diragukan.

Alam Bekasi Memanggil Kita (Renungan HUT Kota Bekasi Ke- 19)
Alam Bekasi Memanggil Kita (Renungan HUT Kota Bekasi Ke- 19)
Di sini penulis menangkap suara panggilan alam. Alam Bekasi memanggil kita tanpa bosan. Melalui MEDIA BEKASI(MEDIASI) penulis menyampaikan ajakan alam Bekasi kepada para penghuninya. Ayo benahi Kota Bekasi, majukan Bekasi dan cerdaskan Bekasi dengan akhlak mulia. Semoga di HUT Kota Bekasi ke- 19 ini menjadi sebuah momentum yang tepat untuk berbenah. Bekasi keren tidak hanya slogan pemanis di telinga. Bekasi keren pasti menjadi nyata.

Demikianlah tulisan ringkas mengenai alam Bekasi. Semoga artikel berjudul Alam Bekasi Memanggil Kita dapat memberi manfaat dan menginspirasi kita semua. Sekali lagi, penulis melalui MEDIA BEKASI(MEDIASI) mengucapkan, “Selamat HUT Kota Bekasi yang ke 19. Semoga menjadi kota yang maju, sejahtera dan berakhlak mulia”.

Ditulis oleh Handry Lumban Purba pria berdarah Batak kelahiran Kranji, Kota Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunitas Pinggir Kontrakan

Komunitas Pinggir Kontrakan
K.P.K

Keripik Daun Melinjo

Keripik Daun Melinjo
Khas Bekasi