BANTARGEBANG, MEDIASI- Meski namanya sempat dilupakan, kini
Curug Bantargebang mulai ramai dikunjungi banyak orang. Bentuk Curug
Bantargebang memang tak setinggi curug lainnya di Jawa Barat. Namun area tersebut
cukup berpotensi sebagai taman wisata masyarakat. Tak jarang orang sengaja
datang ke curug itu hanya sekedar melepas penat.
Heri dan Nenah
pengunjung dari Cinyosog, Cileungsi mengatakan mereka sengaja datang untuk
mencari suasana segar. Heri mengaku baru dua kali berkunjung ke lokasi
tersebut. Menurutnya Curug Bantargebang memiliki potensi bagus untuk
masyarakat.
“Saya tahu curug ini
dari teman saya. Tadinya saya gak percaya kalau di Bantargebang ada curug. Tapi
ternyata tempatnya tenang dan segar,” ungkap Heri di Curug Bantargebang
kelurahan Cikiwul, jumat(3/7).
Heri dan Nenah yang
berprofesi sebagai karyawan pabrik itu mengungkapkan, jika area sekitar ditata
dan dikelola tentu akan menjadi lebih bagus. Terutama masalah kebersihan yang
dinilainya sangat tak terawat. Lalu area curug disediakan tempat kuliner agar
pengunjung bisa bersantai.
“Lokasi tepi sungai
yang ada rumputnya asyik buat nongkrong. Kalau bersih pasti lebih nyaman. Nah
kalau udah bersih baru dibuat semacam saung yang berjualan kuliner,” saran
Heri.
Menurutnya lokasi Curug
Bantargebang tak sulit dicari dan ditempuh dari jalan raya narogong. Hanya saja
dirinya bingung untuk menyebut nama curug tersebut. Sebab Heri mengenal curug
tersebut dengan nama Curug Pangkalan Lima.
“Saya sih gak tau nama
curug ini yang bener. Saya tahunya curug ini bernama Curug Pangkalan Lima,”
ungkapnya.
Ditempat terpisah Bapak
Kasim seorang warga pribumi membeberkan bahwa curug itu bernama Curug Parigi.
Namun pengunjung dari luar memang lebih akrab menyebut dengan nama Curug
Bantargebang. Dikatakan Curug Parigi, karena dahulu area sungai terjadi retakan
akibat penambangan batu secara besar-besaran.
“Parigi itu artinya
pecahan atau retakan. Dahulu sungai tak ada curugnya. Tapi semenjak dilakukan
penambangan batu secara besar-besaran, sungai mengalami retakan. Dan membentuk
curug seperti sekarang ini,” tutur Bapak Kasim warga setempat.
Kasim pun membeberkan
bahwa lokasi curug kini kepemilikannya telah beralih ke seorang bos sebuah
perusahaan baja. Dirinya berharap agar pabrik atau gudang yang hendak dibangun
disekitar curug bisa menyisihkan sedikit lahan. Hal itu dimaksudkan agar
masyarakat tetap memiliki lokasi wisata.
“Tanah sekitar curug
seluas 30 hektar sudah jadi milik perusahaan. Rencananya habis lebaran akan mulai
dibangun. Semoga perusahaan berbaik hati menyediakan sedikit lahan untuk Curug
Parigi Bantargebang,” ungkap Kasim berharap.